Maternity protection is a form of protection for women to remain able to work without reducing the welfare of themselves and their children and family
Encouraging the Expansion of Social Security Employment Membership for Indonesian Migrant Workers (PMI)
16 June 2017
Setelah hampir satu tahun diimplementasikan ujicoba Program Listrik Bagi Masyarakat Miskin di empat desa, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan pembagian lampu tenaga surya kepada 380 Rumah Tangga Sasaran dan hingga saat ini masih dalam tahap perluasan ujicoba hingga 11 desa sasaran.
Terkait hal tersebut, setelah mengumpulkan bukti pembelajaran serta praktik baik dari penyaluran bantuan program Listrik Bagi Masyarakat Miskin dengan mekanisme kemitraan ini, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mengadakan “Lokakarya Meningkatkan Rasio Elektrifikasi di Nusa Tenggara Timur” yang diadakan pada (15/06), NTT.
Membuka lokakarya ini,Djoese Nai Buti,S.Pt, M.Si, Kepala Bidang Pemerintahan dan Sosial Budaya, Bappeda Provinsi NTT menyampaikan apresiasinya kepada TNP2K terkait ujicoba program listrik bagi masyarakat miskin yang sedang dijalankan di Kabupaten Timor Tengah Selatan. “Dengan adanya program ini harapan kami, masyarakat lebih berdaya sehingga produktivitas dapat meningkat serta mengurangi angka putus sekolah di NTT,” ujar Djoese.
Regi Wahono, Koordinator Program Kemitraan dengan Sektor Swasta dan Masyarakat menyampaikan setelah berproses selama hampir kurang lebih 1 tahun, kami mendapatkan bukti-bukti dan pelajaran penting dalam membangun kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat serta kerjasama dan sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam menanggulangi kemiskinan. “Inisiatif ini tidak dapat dilakukan 1 pihak saja, namun membutuhkan bantuan serta sinergi semua pihak sehingga peran masing-masing pihak tidak tumpang tindih. Disini yang mekanisme yang kita ubah,” jelas Regi.
Ir. Gede Witadarma, Kepala Bappeda, Kabupaten Timor Tengah Selatan menyatakan “Kami sangat bersyukur bahwa dengan kerjasama berbagai pihak yang difasilitasi dan dikoordinasikan oleh TNP2K, kami mendapat model solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah kemiskinan, dalam hal ini akses listrik bagi masyarakat. Pemda TTS sangat berkomitmen mendukung keberlanjutan dan perluasan program ini hingga seluruh masyarakat dapat menikmati akses listrik serta meningkatkan kesejahteraannya,” jelas Gede.
Gede juga menyampaikan penjelasan mengenai peran dan kontribusi pemerintah kabupaten dalam penyediaan akses terhadap ketenagalistrikan - pelajaran dan praktik yang baik dari penyaluran bantuan Listrik Bagi Masyarakat Miskin yang sudah terlaksana di 4 desa di kabupaten TTS.
Dalam kesempatan ini para mitra yang sudah bekerjasama yaitu: Lazismu, Yayasan Besi Pae dan Kopernik juga berbagi pengalaman dan sosialisasi Program Kemitraan Listrik Bagi Masyarakat Miskin Berbagi Pengalaman dan Sosialisasi Program Kemitraan Listrik Bagi Masyarakat Miskin yang telah dilakukan di 4 dari 11 desa sasaran di kabupaten TTS.
Lokakarya ini dihadiri oleh kurang lebih 70 peserta yang terdiri dari Bappeda Provinsi NTT, Bappeda Kabupaten TTS, serta Bappeda Kabupaten dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat (PMD) dari Kabupaten dengan rasio elektrifikasi terendah di NTT yaitu: Manggarai, Manggarai Barat, Manggarai Timur, Lembata, Sumba Timur dan Sumba Barat Daya.